Friday, 24 March 2017
Monday, 13 March 2017
TEKNIK PEMADAMAN
PENDAHULUAN
Mendasari Peraturan Menteri Nomor : 14 Tahun 2015 Standar Teknis Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bag 139 (MOS CASR PART 139) Vol IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
Didalam menetukan Theoritical Critical Area (AT) berdasarkan kategori bandara maka :
Over all length Theoritical Critical Area (AT)
W = lebar badan pesawat udara
Maka dari rumus diatas dalam menggunakan Theoritical Critical Area (AT) pada Kategori Bandara Sebagai berikut:
a. Pada kategori bandara 1 dan 2 :
AT = L x (12 m + W) dimana L < 12 m
b. Pada kategori bandara 3 :
AT = L x (14 m + W) dimana 12 m < L < 18 m
c. Pada kategori bandara 4 :
AT = L x (17 m + W) dimana 18 m < L < 24 m
d. Pada kategori bandara 5 s/d 10 :
AT = L x (30 m + W) dimana L > 24 m
Selain memperhatikan teori diatas sebaiknya kita memperhatikan juga kondisi angin di bandara kita dengan melihat windshock sehingga kita dapat mengetahui kecepatan angin .
Mendasari Peraturan Menteri Nomor : 14 Tahun 2015 Standar Teknis Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bag 139 (MOS CASR PART 139) Vol IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
Didalam menetukan Theoritical Critical Area (AT) berdasarkan kategori bandara maka :
Over all length Theoritical Critical Area (AT)
L < 12 m dimana AT = L x (12 m + W)
12 m < L < 18 m dimana AT = L x (14 m + W)
18 m < L < 24 m dimana AT = L x (17 m + W)
L > 24 m dimana AT = L x (30 m + W)
L = panjang keseluruhan pesawat udaraW = lebar badan pesawat udara
Maka dari rumus diatas dalam menggunakan Theoritical Critical Area (AT) pada Kategori Bandara Sebagai berikut:
a. Pada kategori bandara 1 dan 2 :
AT = L x (12 m + W) dimana L < 12 m
b. Pada kategori bandara 3 :
AT = L x (14 m + W) dimana 12 m < L < 18 m
c. Pada kategori bandara 4 :
AT = L x (17 m + W) dimana 18 m < L < 24 m
d. Pada kategori bandara 5 s/d 10 :
AT = L x (30 m + W) dimana L > 24 m
Didalam membuat suatu tabel crash area pada pesawat yang beroperasi di setiap bandara Dengan demikian personel PKP-PK dapat menentukan jenis pesawat udara yang beroperasi di bandar udara masing-masing dengan memakai rumus sebagai berikut :
AP = 0, 667 AT atau AP = 2/3 AT
Contoh
Pesawat Udara Jenis Boeing 737-900 ER
Hitunglah AP dan AT ?
Diketahui : overall length : 42.1 m
fuselage width : 3.8 m
Maka :
AT = L x (30 m + W)
= 42.1 m x ( 30 m + 3.8 m)
= 42.1 m x ( 33.8 m )
= 1.422,98 m²
Maka :
AP = 0,667 x 1.422,98 m²
= 949,13 m²
sehingga untuk menghitung kebutuhan air untuk memproduksi suatu busa
Q = Q1 + Q2
dimana Q1 = A x R x T
A = Practical critical area, R = 5,5 ltr/m/m², T = 1 menit
Q = Jumlah air yang dibutuhkan
Q1 = Air yang dibutuhkan untuk mengontrol api di practical critical area;
Q2 = Air yang dibutuhkan untuk kelanjutan pemadaman;
Jumlah kebutuhan air untuk Q2 tidak dapat dihitung dari beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dengan kepentingan utama dalam operasional yaitu sebagai berikut :
- Maksimum berat pesawat udara;
- Maksimum jumlah penumpang pesawat udara;
- Maksimum jumlah bahan bakar pesawat udara;
- Analisis operasional PKP-PK;
Tabel Q2 yang telah ditentukan oleh ICAO :
Kategori Bandara Q2 = % Q1
1 0
2 27
3 30
4 58
5 75
6 100
7 129
8 152
9 170
10 190
Sebagai contoh penghitungan Q, Q1 dan Q2 :
Dilanjutkan dengan penghitungan jenis pesawat udara Boeing 737-900 ER
Sudah diketahui bahwa practical critical area (AP) untuk pesawat udara Boeing 737-900 ER : 949,13 m² maka :
Q1 = A x R x T
A = Practical Critical Area
R = application rate foam concentrate yang digunakan dan untuk jenis AFFF application rate 5,5 ltr/menit/m²
T = target waktu pemadaman control time 1 menit;
Q1 = 949,13 x 5,5 x 1
= 5.220 liter
Q2 = % Q1
Untuk jenis 737-900 ER tercantum dalam airport cat 7
Maka Q2 = 125% sehingga
Q2 = 125% x 5.220 liter
= 6.525 liter
Q = Q1 + Q2
= 5.220 + 6.525
= 11.745 liter
Maka dari hasil diatas menunjukkan bahwa ada selisih perhitungan 11.745 liter dengan tabel yang ditampilkan ICAO yaitu 12.100 liter karena perhitungan dari ICAO menggunakan dimensi minimum pesawat udara pada kategori bandar udara. Disamping itu sebenarnya rentang kebutuhan air untuk memproduksi foam concentrate AFFF pada kategori bandara 7 untuk PKP-PK adalah minimum 11.745 liter s.d < 12.100 liter.
KategoriBandar udara untuk PKP-PK | Kebutuhan air untuk memproduksi foam AFFF (liter) | Pancaran rata-rata (discharge rate liter/menit) | Dry Chemical Powder (kg) |
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
230
670
1200
2400
5400
7900
12100
18200
24300
32300
|
230
550
900
1800
3000
4000
5300
7200
9000
11200
|
45
90
135
135
180
225
225
450
450
450
|
Selain memperhatikan teori diatas sebaiknya kita memperhatikan juga kondisi angin di bandara kita dengan melihat windshock sehingga kita dapat mengetahui kecepatan angin .
Labels:
Beranda
Friday, 10 March 2017
Wednesday, 8 March 2017
Subscribe to:
Posts (Atom)